Google

Tuesday, September 25, 2007

Perjalanan Hidup adalah berdasarkan Keseimbangan Alam


Kalo kita pikir, segala sesuatu ini bagai roda yang berputar. Terkadang peristiwa yang terjadi selalu hampir sama, berulang sifatnya. Yang membedakan adalah tempat terjadinya dan waktu yang tidak bisa di putar balik. Jika kita lebih cermat mengamati apakah yang kita anggap sial atau terjadinya masalah, pada dasarnya adalah akibat dari sesuatu yang pernah kita lakukan sebelumnya. Dapat pada hari yang sam atau dimasa lalu. Tanpa bermaksud melompat kepada kesimpulan yang prematur, saya mengatakan bahwa kita sebagai manusia masuk dalam lingkaran 'sebab dan akibat'. Kejayaan atau kesuksesan saat ini yang didapat seseorang, karena kerja keras dia di masa sebelumnya. Demikian pula, malangnya nasib karena malasnya untuk berusaha di masa sebelumnya. Dari sisi religi, hal ini banyak disinggung dan dikuatkan, misalnya salah satu ayat yang menyatakan bahwa 'tidak akan berubah nasib suatu kaum, jika mereka tidak mereka sendiri yang mengubahnya'. Beberapa ahli fisika juga menemukan formula ini melalui beberapa teori kesimbangan, sebab-akibat, dan yang menghebohkan adalah teori relativitas Einstein.

Orang Tiongkok yang memilik umur kebudayaan paling tua di Jagad inipun telah menyadari bahwa segala kebaikan itu pasti akan berbuah kebaikan, atau mereka mengharapkan kemakmuran dari sisi ekonomi. Budaya memberi uang di hari-hari religi mereka adalah salah satu harapan akan perbaikan naik ekonomi mereka.

No comments:

Blog Archive